pemikiran yg jernih akan menghasilkan sebuah karya seni yg membuat kita bahkan tak percaya kalau itu karya kita jadi semangatkan dirimu untuk berfikir yang jernih

Jumat, 12 Oktober 2012

LAPORAN PENDAHULUAN CAMPAK


LAPORAN PENDAHULUAN
CAMPAK
1.   Pengertian
Campak  adalah penyakit akut yang ditandai dengan adanya ruam kulit yang khas.

2.   Etiologi
Virus RNA, paramikroviridae serus morbilivirus.
Dikenal hanya 1 tipe antigan saja yang strukturnya mirip dengan virus penyebab parotitis epidemis dan parainfluenza. Virus tersebut ditemukan di dalam sekesi nasofaring, darah dan air kemih, paling tidak selama periode prodormal dan untuk waktu singkat setelah munculnya ruam kulit. Pada suhu ruangan , virus tersebut dapat tetap aktiv selama 34 jam.

3.       Tanda dan gejala
Dibagi dalam 4 stadium :
  1. Stadium Inkubasi
Berlangsung selama 10 – 12 hari yang disertai dengan gejala atau keluhan.
  1. Stadium Prodormal
Disertai dengan suatu eritema ( bercak koplik ) pada mukosa pipi dan faring. Demam ringan hingga konjungtivitis ringan, batuk yang bertambah berat.
  1. Stadium Mukopurulen
Ditandai dengan ruam – ruam kulit berbentuk mukopurulen, muncul berurutan yang dimulai dari leher, muka, badan , lengan hingga tungkai yang di iringi demam tinggi.
  1. Stadium Pemulihan
Erupsi hilang meninggalkan bekas yang lebih tua dan terjadi disquamasi.

4.       Epidemiologi
Biasanya penyakit ini terjadi pada masa anak – anak yang kemudian menimbulkan kekebalan seumur hidup.


5.       Diagnosa Banding
  1. German Measles
Tidak ada bercak koplik, ada pembesaran keenjar sub occipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.
  1. Eksantema Subituma
Ruam akan timbul bila suhu tubuh meningkat.

6.       Komplikasi
Æ  Otitis Media Akut
Æ  Enchepalitis
Æ  Bronkopnemonia
Æ  Hemiplegia, afasia
Æ  Paraplegi
Æ  Acuritis optica
Imuno supresive measles enchelopati, didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi immunologik  karena keganasan atau pemakaian obat – obatan immunosupresi.

7.       Penatalaksanaan
Ä  Pemberian vitamin A
Ä  Istirahat tirah baring selama suhu tubuh meningkat, pemberian antipiretik
Ä Pemberian antibiotik pada anak – anak yang berisiko tinggi
Ä Pemberian obat batuk dan sedativum
Ä Pencegahan dan pengobatan untuk komplikasi yang timbul.

8.       Prognosa
Baik pada anak dengan keadaan umum baik dan sebaliknya.

9.       Pencegahan
Æ  Imunisasi aktif
Dengan pemberian live attencated measles vaccine atau strain edmoster B. sekarang strain  schwarf atau moraten.
Æ  Imunisasi pasif
Dengan pemberian gamma globin, tapi jarang digunakan di Indonesia.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.     PENGKAJIAN
Data Fokus
    Usia 0 – 10 tahun.
    Status Sosial Ekonomi
    Keluarga : tingkat ekonomi rendah mempengaruhi tingkat pengetahuan dan status kesehatan ( penularan campak dan higiene makanan).
    Tempat tinggal klien : campak adalah endemis di sebagian besar dunia.
    Keluhan utama : sesuai stadium campak.
    Riwayat kehamilan atau persalinan ibu : apakh selama kehamilan, ibu pernah menderita penyakit yang sama.
    Riwayat penyakit lalu : riwayat imunisasi ( 9 – 12 bln ).
    Riwayat penyakit keluarga : adakah anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama ?
    Sosial : hubungan klien dengan teman sebaya. Adakah teman yang menderita campak ?
    ADL
    Kebutuhan cairan / nutrisi.
    Kebutuhan istirahat / tidur
    Personal higiene budaya tidak boleh dimandikan.
    Aktifitas / bermain.
B.     PEMERIKSAAN FISIK
Ä  K/u lemah
Ä  TTV : suhu meningkat.
Ä  Ditemukan conjungtivitis, bercak koplik pada curuncula lakrimalis, mukopurulen / perdarahan hidung/ mulut pada tipe hemoragik.
Ä  Splenomegali ringan, limfadenopati mesentrika sehingga nyeri abdomen.
C.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selama stadium prodormal dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan mukosa hidung. pada biakan jaringan dapat diisolasi virus penyebab.



D.     DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.   Resiko defisit vulome cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
Æ  Kriteria standart
Intake out put cairan seimbang
Keadaan umum baik
Æ  Intervensi :
a.       Catat berkenih pertama dan selanjutnya.
b.       Lakukan pemberian makanan peroral, perhatikan jumlah yang ditelan, dimakan dan yang dimuntahkan.
c.       Pantau masukan dan keluaran urine
d.      Kolaborasi cairan parenteral.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Æ  Kriteria Standart :
Peningkatan asupan cairan
Keadaan umum baik
Æ  Intervensi :
a.     Timbangan BB bayi, bandingkan BB saat ini dengan BB sebelum sakit.
b.     Kaji tingkat dehidrasi ( turgor kulit, membran mukosa, haluaran urin ).
c.     Perhatikan frekwensi dan jumlah makan
d.    Auskultasi bising usus
e.     Berikan oral higiene
f.      Kolaborasi dengan tim gizi
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoli
Æ  Kriteria standart :
Ventilasi baik, O2 jaringan baik
GDA dalam batas normal, tidak ada gejala distres pernafasan
Æ  Intervensi :
a. Kaji kedalaman, frekwensi dan kemudian pernafasan
b.Observasi warna kulit, membran mukosa, catat adanya cianosis perifer/sentral
c. Kaji status mental
d.    Awasi suhu tubuh. Bantu tindajan kenyamanan untk menurunkan demam dan menggigil.
e. Kolaborasi pemberian O2
f. GDA, Nadi eksometri
4.  Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
Æ  Kriteria standart :
Suhu tubuh dalam batas normal 36,5 – 37,4 C
Klien tidak kedinginan
Æ  Intervensi :
a.     Pantau suhu klien, apakah ada diaphoresis
b.     Pantau suhu lingkungan dan batasi jumlah pengunjung
c.     Berikan kompres hangat
d.    Perhatikan jumlah intake dan output
5.  Jalan nafas tidai efektif berhubungan dengan akumulasi sekret dan spasme jalan nafas
Ä  Kriteria Standart
1.       Jalan nafas baik, suara nafas bersih
2.       Tidak ada disnoe, tidak ada cyanosis
Ä  Intervensi :
a.       Kaji frekwensi, kedalaman pernafasan dan gerakan dada
b.       Auskultasi area paru, catat area penurunan / tidak ada aliran udara dan bunyi nafas, adventisius, misalnya mengi, krakels
c.       Bimbing dalam melakukan nafas dalam dan batuk efektif
d.      Penghisapan lendir sesuai indikasi
e.       Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik, mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.
6.   Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen
Kriteria Standart
Infeksi silang tidak terjadi dibuktikan keluarga dan pasien lainnya tidak ada yang tertular
Intervensi
a.       Tempatkan anak pada ruang khusus
b.       Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit


c.       Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan anak
d.      Mempertahankan istirahat sselama periode prodormal
e.       Berikan antibiotik sesuai order





























DAFTAR PUSTAKA



Greenburg, Cindy Smith, 1992. Nursing Planning Guides for Children, William and Wiliam; Baltimor USA
Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak, 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD dr. Soetomo; Surabaya
Mansjoer A. dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta
Whaley, Wong. 1995. Nursing Care Of Infant and Children Ed. 5 Mosby Year Book ; Missouri USA
Yuliani R & Suriadi. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan Edisi I. Sagung seto: Jakarta.
   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar