LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA
1.
DEFINISI
a. Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (R.
Syamsuhidayat dan Win Dedjong, Buku Ajar Ilmu Bedah)
b. Hernia abdominalis adalah penonjolan isi
perut dari rongga yang normal melalui suatu defek fasia dan muskuloaponeuritik
dinding perut baik secara konginetal maupun didapat. (Kapita Selecta
Kedokteran)
c. Hernia inguinalis lateralis adalah hernia
yang melalui annulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa
epigastrika inferior menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut
melalui annulus inguinalis eksternus (Kapita Selekta Kedokteran)
Menurut jenisnya hernia
dibagi menjadi
a. Henia
indirekta
Suatu kantong yang terbentuk dari selaput
peritoneum yanmg berisi bagian dari saluran pencernaan atau omentum. Hal ini
sering menjadi besar dan turun ke skrotum. Diakibatkan dari gagalnya prosesus
vaginalis untuk menutup setelah testis turun ke dalam skrotum.
b. Hernia
direkta
Hernia yang melalui dinding
inguinal posterior medial terhadap vasa epigastrika inferior di daerah yang
dibatasi oleh segitiga hasselbach.
c.
Hernia femoralis
Hernia yang mana lengkung susu
keluar melalui cincin umbilicus yang gagal menutup.
d. Hernia
incisional
Akibat dari in adekuat dari penyembuhan
luka bedah dan sering terjadi pada luka bedah terinfeksi.
Menurut keadaannya hernia dibagi menjadi :
- Hernia reponibilis :
Isi hernia bisa dimasukkan kembali
- Hernia irreponibilis : Isi
hernia tidak bisa dimasukkan kembali
- Hernia incaserata :
Hernia ireponibilis yang terdapat gangguan pada jalannya isi usus.
- Hernia strangulasi :
Hernia incarserata yang terdapat gangguan sirkulasi darah.
2.
ETIOLOGI
a. Konginetal atau primer
b. Sekunder akibat peningkatan tekanan intra
abdomen, misal disebabkan karena batuk kronis, konstipasi, kehamilan, asites,
penyumbatan jalan keluar kandung kemih, masa abdomen yang terlalu besar, gerak
yang terlalu aktif.
3.
PATOFISIOLOGI
Prosesus
inguinalis
Batuk kronis, konstipasi, kehamilan
(duktus spermatikus)
Retensi urin, masa abdomen membesar
Janin 8 bulan testis
Peningkatan TIK
turun ke skrotum
Sirkulasi darah
terganggu
Tidak dpt menutup
sempurna
Isi usus keluar Usus dan isinya, omentum terjepit
skrotum
Bendungan dari pembuluh
darah usus
Nyeri, mual, muntah Perdarahan Nekrose
Resti infeksi
Penonjolan peritoneum
(menekan peritoneum)
4.
TANDA DAN GEJALA
1.
Hernia inguinalis lateralis / indirekta
- Adanya benjolan di selakangan/ kemaluan
- Benjolan bisa hilang atau timbul dan
mengecil
- Timbul bila menangis, mengejan saat
defekasi, mengangkat benda berat
- Dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan
atau mual muntah bila terjadi komplikasi
- Pada bayi dan anak-anak sering gelisah,
banyak menangis dan kadang perut kembung
2.
Hernia inguinalis medialis / direkta
- Terlihat adanya masa yang bundar pada
annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila tiduran
- Tetap akan terdapat benjolan meskipun
tidak mengejan
- Mudah kencing karena buli-buli ikut
membentuk dinding medial hernia
- Bila hernia ke skrotum maka hanya akan ke
bagian atas skrotum
5.
MASALAH KEPERAWATAN
1.
Nyeri
berhubungan dengan terjepitnya usus di daerah selakangan
2.
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan nyeri dan benjolan di lipatan paha
3.
Inkontinensia
usus berhubungan dengan vesika urinaria tertekan oleh hernia
4.
Resti
kurang pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah
5.
Ansietas
berhubungan dengan kurang pengetahuan kondisi kesehatan
6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiografi abdomen : sejumlah gas terdapat
dalam usus, enema barium menunjukan tingkat obstruksi
b. Laboratorium
- Hb dan Ht meningkat karena hemokonsentrasi
- Sel darah putih meningkat pada hernia
strangulasi (<10.000 sel/mm)
- Defisiensi elektrolit, pasien akan
kehilangan kalium, hydrogen, klorida, yang akan mengakibatkan alkalis metabolic
7.
PENATALAKSANAAN
Pada kasus hernia tindakan bedah adalah
tindakan satu-satunya untuk pengobatan, pembedahan ini disebut herniotomy dan
herniografi. Pada hernia inguinalis lateralis reponbilis maka dilakukan bedah
afektif karena terjadi komplikasi. Pada hernia irreponibilis diusahakan agar
penderita istirahat baring dan dipuasakan/ mendapat diet halus. Dilakukan
tekanan yang kontinyu pada benjolan missal dengan bantl pasir., baik juga
dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan lakukan berulang-ulang
sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan pembedahan.
8.
ASUHAN KEPERAWATAN
- Pengkajian fokus
1. Aktifitas
Pembatasan aktifitas yang dapat
meningkatkan tekanan intra abdomen seperti bersin, mengangkat benda berat,
batuk mengejan.
2. Istirahat
Ansietas, nyeri sebagai manifestasi
obstruksi usus, pembatasan aktifitas kerja sehubungan dengan peningkatan
tekanan intra abdomen.
3. Integritas ego
Ansietas, takut, emosi (kesal), perasaan
tidak berdaya
4. Sirkulasi
Takikardi (akibat dari nyeri, infeksi,
dehidrasi), hipotensi, kulit atau membran mukosa pecah, sianosis, takipnea,
asidosis berhubungan dengan hilangnya cairan dan Na mengakibatkan syock
hipovolemik.
5. Eliminasi
Pada awalnya feses dapat keluar, fase
lanjut terjadi konstipasi, obstipasi, terjadi inkontinensia uri, kebiasaan
mengejan pada waktu BAB.
6. Makanan dan Cairan
Mual, muntah, anoreksia, obesitas
merupakan salah satu predisposisi hernia. Muntah peroral mengandung makanan tak
dicerna selanjutnya muntah air dan empedu hitam dan fekal.
7. Higiene
Tidak mampu melakukan perawatan diri, bau
badan berhubungan dengan keterbataan aktifitas akibat nyeri.
8. Nyeri /kenyamanan
Nyeri pada lokasi, pada selakangan dan
daerah sekitarnya.
B.
Masalah
keperawatan pre operasi dan post operasi
F Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan terjepitnya usus
di daerah selakangan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat dikurangi
Kriteria
hasil :
§ Klien mengatakan nyeri berkurang
§ Wajah relaks
§ TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg,
N : 80 x/mnt
Intervensi
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik,
skalanya (skala 1-10)
R/ : berguna dalam pengawasan keefektifan
obat, kemajuan penyembuhan
2. Tetapkan hubungan antara flatus dan nyeri
mereda
R/ : nyeri tidak hilang dengan flatus
merupakan tanda obstruksi usus
3. Monitor bising usus, TTV, perhatikan
peningkatan/ spasme dan nyeri
R/ : mengetahui perkembangan kondisi pasien
4. Berikan kompres dingin pada hernia yang
membengkak
R/ : kompres dingin menambah
vasokontriksi pembuluh darah dan mengurangi nyeri
b. Ansietas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang kondisi kesehatan, proses inflamasi
Tujuan
: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak cemas
Kriteria
hasil
§ Klien mengatakan sudah siap untuk
dioperasi
§ Klien tidak gelisah
§ Wajah rileks
Intervensi
1. Catat petunjuk perilaku missal gelisah,
menolak
R/ :
indicator derajat ansietas
2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat
R/ : meningkatkan relaksasi,membantu
menurunkan ansietas
3. Motivasi orang terdekat untuk menunjukan
perilaku perhatian
R/ :
membantu pasien merasa tenang
4. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru
R/ :
membantu menurunkan stress, meningkatkan kontrol penyakit
F Post operasi
a. Nyeri berhubungan denganluka insisi bedah
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat dikurangi
Kriteria
hasil :
§ Klien mengatakan nyeri hilang / berkurang
§ Wajah relaks
§ TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg,
N : 80 x/mnt
Intervensi
1. Kaji nyeri, catat lokasi, skala nyeri
(skala 1-10)
R/
: berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan
2. Dorong ambulasi dini
R/:
menungkatkan normalisasi fungsi organ seperti merangsang periltastik dan
kelancaran flatus.
3. Ajarkan teknik relaksasi
R/ :
mengalihkan perhatian dan mengurangi ketegangan
4. Berikan analgesik sesuai indikasi
R/ :
menghilangkan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
-
Dongoes,
E Marylin. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 1992
-
Mansjoer,
Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2000
-
Sabiston,
David C. Buku Ajar Bedah I. Jakarta . EGC. 1992